Internet Addiction
Internet
Addiction atau Kecanduan internet pertama kalinya ditemukan oleh ahli jiwa
bernama Ivan Goldberg. Internet addiction merupakan fenomena yang mencemaskan
dan menarik perhatian. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena
menawarkan berbagai informasi, permainan, dan hiburan. Hal ini ditandai rasa
senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi
cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Pecandu
internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online sehingga kehilangan
kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya.
(Young,1996b:20)
Internet addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai
dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu,
pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak
fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Internet Addiction
sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan mengakibatkan
kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan
perceraian.
Contoh jenis
gangguan kecanduan internet adalah Internet Addiction Disorder (IAD), yaitu
gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan
internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online,
chatting dan lain-lain.
Jenis
gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik
gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk
dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan
psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini
termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)
Greenfield
(dalam Young, 2007:3) menemukan bahwa pecandu online merasakan rasa perpindahan
ketika online dan tidak mampu mengelola aspek-aspek utama dari kehidupan mereka
karena mereka keasyikan dengan online. Mereka mulai kehilangan tenggat waktu
yang penting di tempat kerja, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarga
mereka, dan perlahan-lahan menarik diri dari rutinitas normal mereka. Mereka
mengabaikan hubungan sosial dengan teman-teman mereka, rekan kerja, dan dengan
komunitas mereka, dan akhirnya, hidup mereka menjadi tidak terkendali karena
internet. Seperti kecanduan, mereka menjadi dikonsumsi dengan kegiatan internet
mereka, lebih memilih game online, chatting dengan teman online, atau perjudian
melalui internet, secara bertahap mengabaikan keluarga dan teman-teman.
Jenis-Jenis
Internet addiction :
Menurut
Kimberly S. Young, et. al. (2006):
- Cybersexual Addiction : Individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.
- Cyber-Relationship Addiction : Mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.
- Net compulsions : Termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.
- Information Overload : Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
- Computer Addiction : Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.
Menurut Ivan
Goldberg :
- Bermain games yang berlebihan
- Kegemaran seksual
- Chatting
Sedangkan
gejala-gejala kecanduan internet adalah sebagai berikut:
a. Sering lupa
waktu
Mengabaikan
hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama. Orang yang
kecanduan internet bisa tidak makan atau minum, lupa waktu sholat, belajar,
sekolah atau bekerja.
b. Gejala
menarik diri
Seperti
merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses. Mereka
akan bete, kesal bahkan stress jika tidak bisa online karena berbagai alasan.
c. Munculnya
sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
Semakin lama
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengakses internet terus bertambah.
d. Kebutuhan
akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk
dimiliki.
Mereka akan
mengganti komputer atau gadget untuk mengakses internet dengan yang lebih baik
dan aplikasi terbaru pasti akan terus diburu.
e. Sering
berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan
kelelahan.
Ini
semua merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan. Gejala
ini sama seperti gejala yang ada pada kecanduan narkoba.
Contoh kasus
atau fenomena mengenai kecanduan internet :
- Di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet.
- Sedangkan untuk kasus di dalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk memainkan game online (sumber: Media Indonesia, 2008:7).
Daftar Pustaka
:
1. Yuhana Ningtyas, S. (2012). “Hubungan
antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa”. Jurnal Psikologi
Pendidikan. Vol:1 No:1 Hal:2-5. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
2. KOC, Mustafa. 2011. "Internet
Addiction and Psychopatology". TOJET. Volume 10 issue 1. Page 143-148
3. Widiana, H.S., Retnowati, S., Hidyat,
R., "Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet". Indonesian Psychologycal
Journal Vol.1 No. 1. Hal 6-16
Masluchah, Luluk., Wigati, Denok., dll. (2013). "Hubungan antara Kemampuan Sosialisasi dengan Kecanduan Jejaring Sosial". Jurnal Penelitian Psikologi. Vol.04, No.02, 107-119.
Masluchah, Luluk., Wigati, Denok., dll. (2013). "Hubungan antara Kemampuan Sosialisasi dengan Kecanduan Jejaring Sosial". Jurnal Penelitian Psikologi. Vol.04, No.02, 107-119.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar