Translate

Jumat, 31 Oktober 2014

#Pinternet : Internet Addiction



Internet Addiction 

Internet Addiction atau Kecanduan internet pertama kalinya ditemukan oleh ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Internet addiction merupakan fenomena yang mencemaskan dan menarik perhatian. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena menawarkan berbagai informasi, permainan, dan hiburan. Hal ini ditandai rasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Pecandu internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya.


(Young,1996b:20) Internet addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Internet Addiction sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. 

Contoh jenis gangguan kecanduan internet adalah Internet Addiction Disorder (IAD), yaitu gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain.
Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)



Greenfield (dalam Young, 2007:3) menemukan bahwa pecandu online merasakan rasa perpindahan ketika online dan tidak mampu mengelola aspek-aspek utama dari kehidupan mereka karena mereka keasyikan dengan online. Mereka mulai kehilangan tenggat waktu yang penting di tempat kerja, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarga mereka, dan perlahan-lahan menarik diri dari rutinitas normal mereka. Mereka mengabaikan hubungan sosial dengan teman-teman mereka, rekan kerja, dan dengan komunitas mereka, dan akhirnya, hidup mereka menjadi tidak terkendali karena internet. Seperti kecanduan, mereka menjadi dikonsumsi dengan kegiatan internet mereka, lebih memilih game online, chatting dengan teman online, atau perjudian melalui internet, secara bertahap mengabaikan keluarga dan teman-teman. 

Jenis-Jenis Internet addiction :
Menurut Kimberly S. Young, et. al. (2006): 
  • Cybersexual Addiction : Individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.
  • Cyber-Relationship Addiction : Mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual. 
  • Net compulsions : Termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online. 
  • Information Overload : Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif. 
  • Computer Addiction : Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.

Menurut Ivan Goldberg :
  1.  Bermain games yang berlebihan 
  2. Kegemaran seksual 
  3. Chatting

Sedangkan gejala-gejala kecanduan internet adalah sebagai berikut:
a.  Sering lupa waktu
     Mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama. Orang yang kecanduan internet bisa tidak makan atau minum, lupa waktu sholat, belajar, sekolah atau bekerja.
b.  Gejala menarik diri
     Seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses. Mereka akan bete, kesal bahkan stress jika tidak bisa online karena berbagai alasan.
c.   Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
    Semakin lama jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengakses internet terus bertambah.
d.  Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki.
    Mereka akan mengganti komputer atau gadget untuk mengakses internet dengan yang lebih baik dan aplikasi terbaru pasti akan terus diburu.
e.  Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan kelelahan.
Ini semua merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan. Gejala ini sama seperti gejala yang ada pada kecanduan narkoba.

Contoh kasus atau fenomena mengenai kecanduan internet :
  •  Di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. 
  • Sedangkan untuk kasus di dalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk memainkan game online (sumber: Media Indonesia, 2008:7).


Daftar Pustaka :
1.    Yuhana Ningtyas, S. (2012). “Hubungan antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa”. Jurnal Psikologi Pendidikan. Vol:1 No:1 Hal:2-5. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
2.    KOC, Mustafa. 2011. "Internet Addiction and Psychopatology". TOJET. Volume 10 issue 1. Page 143-148
3.    Widiana, H.S., Retnowati, S., Hidyat, R., "Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet". Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1. Hal 6-16

Masluchah, Luluk., Wigati, Denok., dll. (2013). "Hubungan antara Kemampuan Sosialisasi dengan Kecanduan Jejaring Sosial". Jurnal Penelitian Psikologi. Vol.04, No.02, 107-119.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar